Hasil gambar untuk hubungan perdagangan indonesia dan inggris 
NB: Mata Kuliah Ekonomi Internasional
_LM dkk_
 
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Inggris dalam kosa kata Bahasa Indonesia merujuk pada negara yang bernama resmi United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, yang pada awalnya merupakan sebuah entitas tunggal, yakni Kerajaan Inggris (England). Kerajaan Inggris kini adalah penggabungan dari empat wilayah, yaitu England, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara (Northen Ireland) melalui suatu proses sejarah yang panjang dan saling berkaitan Pada tahun 1707, Kerajaan Inggris (termasuk Wales) dan Kerajaan Skotlandia bergabung membentuk United Kingdom of Great Britain. Kemudian, pada tahun 1801,Britania Raya dan Kerajaan Irlandia bergabung membentuk United Kingdom of Great Britain and Ireland. Lalu di tahun 1922, sebagian wilayah Irlandia memisahkan diri dan merdeka sebagai Republik Irlandia; sehingga kemudian Inggris menjadi United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.[1]
Hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dimulai saat pelaut inggris datang ke Nusantara guna mencari rempah-rempah dan komoditas ekonomi lainnya seperti emas dan hasil pertanian. Sejak empat abad silam, koneksi Indonesia dengan inggris sudah berlangsung hingga sekarang. Mengapa ada pelayaran dari Inggris ke Indonesia? Dikarenakan waktu itu VOC, dewan dagang Hindia Belanda mengatur perekonomian di Nusantara, VOC menjual komoditas pertanian dan sumber daya alam lainnya untuk di jual ke Eropa.
Komoditas pertanian dan rempah-rempah diekspor menggunakan armada kapal laut, jalurnya adalah Inggris – Indonesia, Belanda dan negara-negara Eropa Utara atau negara Nordik atau yang lebih dikenal sekarang dengan sebutan Norwegia. Sebetulnya, Inggris sangat berkepentingan menguasai Asia Tenggara karena negara-negara tropis di Asia Tenggara melimpah dengan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Dan karena itulah komoditi rempah-rempah sangat diminati di Eropa. Namun ternyata, Inggris kalah cepat dengan Belanda yang sudah duluan menjajah Indonesia. Walau demikian, Inggris masih bisa menguasai Malaysia, Singapura, dan Australia. Sejak saat itu, hubungan antara Indonesia dengan Inggris alurnya bergejolak terutama pada masa perang dunia ke II dimana Inggris bergabung dengan Negara sekutu. Inggris dicap sebagai Negara neo liberal yang ditentang oleh Bung Karno. Setelah Indonesia merdeka, dan ketika kepemimpinan Indonesia yang baru dipegang oleh Soeharto, Kerja sama dua Negara yakni Indonesia dengan Inggris dimulai kembali.[2]
DATA SINGKAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA INGGRIS
Pembukaan Hubungan Diplomatik
:
Desember 1949
Perwakilan Diplomatik Kedua Negara
:
Indonesia
KBRI London (merangkap Irlandia dan International Maritime Organization)
Inggris
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta (merangkap Timor Leste dan ASEAN)
Duta Besar
:
Duta Besar RI di London : Dr. Rizal Sukma
Merangkap Irlandia dan International Maritime Organization
Duta Besar Inggris di Jakarta : Moazzam Malik
Merangkap Timor Leste dan ASEAN
(penyerahan credentials: 18 Desember 2014 untuk Indonesia, 16 Januari 2015 untuk ASEAN)
Nilai perdagangan

Nilai perdagangan bilateral: mitra dagang RI lima terbesar)
2015: US$ 2,34 miliar, surplus RI US$ 708 juta;
2014: US$ 2,55 miliar, surplus RI US$ 764 juta;
2013: US$ 2,72 miliar, surplus RI US$ 553 juta
Ekspor Utama RI ke Inggris
* (sumber: Kementerian Perindustrian RI)
:
Tekstil, alas kaki, minyak sawit, produk kehutanan, elektronik, karet, makanan olahan, udang, barang kerajinan, ikan, kokoa, minyak atsiri, dan ramuan obat, kopi

Impor Utama RI dari Inggris
* (sumber: Kementerian Perindustrian RI)
:
Besi baja, mesin-mesin dan otomotif, kimia dasar, tekstil, barang-barang kimia lainnya, elektronika, produk farmasi, plastik, pengolahan aluminium, dan kosmetika

Investasi Inggris di Indonesia

Investasi Inggris di Indonesia: (10 terbesar)
2015: US$ 503,22 juta dalam 267 proyek
2014: US$ 1,59 miliar dalam 182 proyek;
2013: US$ 1,08 miliar dalam 231 proyek
Wisatawan Inggris ke Indonesia
* (sumber: BPS RI)
:
269.798 (2015); 230.315 (2014), 228.679 orang (2013), 212.087 orang (2012)


Jumlah WNI di Inggris
* (sumber: KBRI London)
:
10.115 orang (2015), termasuk sekitar 2.500 pelajar.

Forum Bilateral RI-Inggris
:
(i) Partnership Forum; (ii) Annual Trade Talks; (iii) Energy Dialogue; (iv) Joint Working Group on Education; (v) Joint Working Group on Creative Industries; (vi) Navy to Navy Strategic Meeting
Kunjungan Kepala Negara/Pemerintahan
:
· Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (18-20 April 2016)
· Kunjungan PM Cameron ke Indonesia 27-30 Juli 2015· Kunjungan Kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris (31 Oktober – 3 November 2012)
· Kunjungan PM Inggris David Cameron (11 April 2012)
· Kunjungan PM Inggris Tony Blair (2006)
· Kunjungan Presiden RI Megawati Soekarnoputri (2002)
· Kunjungan Presiden RI Abdurrahman Wahid (2000)
· Kunjungan Kenegaraan Presiden RI Soeharto (1979)
· Kunjungan Kenegaraan Ratu Elizabeth II (1974)


B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, guna memudahkan dalam menganalisis masalah maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembagan perdagangan dan bentuk kerja sama internasional indonesia dan inggris ?
2.      Bagaimana pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerja sama internasional indonesia dan inggris?
3.      Bagaimana perkembagan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional indonesia dan inggris?
4.      Bagaimana kebijakan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasiaonal indonesia dan inggris ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui perkembangan perdagangan dan bentuk kerja sama internasional Indonesia dan Inggris?
2.      Mengetahui pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia dan Inggris?
3.      Mengetahui perkembagan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia dan Inggris
4.      Mengetahui kebijakan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia dan Inggris














BAB II
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

I. TEORI KLASIK
  • Absolute Advantage dari Adam Smith
            Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
            Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny  serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
8
10
Pakaian
4
2
            Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
            Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
  • Comparative Advantage : JS Mill
            Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
            Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh  :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yard
6 yard
            Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
            Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
            Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam  produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
            Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1.      Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
            Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
1 Kg gula
1 m Kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja
            Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
            Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bekerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
            Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
            Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
            Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
            Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
  1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
  2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
  3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
  4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
            Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
            Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
            Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:

1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di
dalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di
dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
            Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a.       Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b.      Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c.       Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d.      Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
            Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
            Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.       Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.      Tarif and Non tarif barrier
c.       Pebedaan dalam skill dan human capital
d.      Perbedaan dalam faktor sumber daya alam
            Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
            Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve                   ( PPC) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
            Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
            Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.











BAB III
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan perdagangan dan kerja sama internasional indonesia dan Inggris
1.      Bentuk-Bentuk Kerja Sama Indonesia – Inggris
Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama bilateral yang kuat, terlebih dengan berbagai pencapaian dan penguatan posisi Indonesia di kancah internasional. Pemerintah Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan dan memiliki shared values dan prioritas kerja sama internasional yang sejalan dengan Inggris. Antara lain hubungan bilateral dalam aspek perekonomian, aspek politik, aspek sosial dan budaya, serta aspek masa depan hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris.
a)      Hubungan Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Perekonomian
Inggris merupakan salah satu investor dan mitra perdagangan terpenting bagi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Inggris semakin memberikan perhatian positif terhadap potensi ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin antara lain dari penetapan Indonesia sebagai salah satu dari 19 “Priority High Growth and Emerging Markets pada rencana strategis 5 tahunan lembaga UK Trade and Investment /UKTI.
Posisi penting Indonesia ini ditegaskan pemerintah Inggris pada tahun 2010, dalam laporan berjudul“Great Expectations:Doing Business in Emerging Markets”yang disusun oleh UK Trade & Investment dan Economist Intelligence Unit berdasarkan surveiter hadap 500 orang pengusaha. Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara tujuan investasi utama di luar negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China).
Saat ini terdapat 3 (tiga) mekanisme kerja sama bilateral di bidang ekonomi yang menjadi prioritas, yaitu:
1.      Annual Trade Talk
Annual Trade Talk setelah dilaksanakan sejak 2011 dan 2012 untuk membahas beberapa isu terkait perdagangan dan investasi bilateral, sekaligus membangun hubungan perdagangan dan investasi yang strategis.
2.      Energy Dialogue
Pada tanggal 30 Oktober 2012 telah diselenggarakan Energy Dialogue untuk membicarakan kerja sama energi sekaligus kerja sama mengatasi tantangan dalam transisi penggunan low carbon based economy.
3.      Joint Working Group on Creative Industries
Joint Working Group (JWG) on Creative Industries pertama pada tanggal 21 Februari 2013 menyepakati 5 (lima) sektor sebagai fokus kerja sama pada tahap awal yakni, fashion, film dan animasi, performing art, desain dan kuliner. Kerja sama di ini bertujuan untuk mendukung penguatan kapasitas dan kelembagaan sektor industri kreatif di Indonesia, peningkatan jejaring, peningkatan partisipasi Indonesia di berbagai ajang kreatif di Inggris dan pemetaan potensi industri kreatif di Indonesia. Pertemuan kedua dan ketiga masing-masing diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2014 dan tanggal 7 Oktober 2014.
Sejak tahun 2012, Pemerintah Inggris menunjuk Richard Graham, MP sebagai Trade Envoy PM Inggris untuk Indonesia. Inggris menunjuk Trade Envoy dibawah komando Perdana Menteri dalam rangka mempromosikan perdagangan bilateral Inggris dengan 21 negara (di luar Eropa), termasuk Indonesia. Di bidang perdagangan, Inggris merupakan mitra dagang utama keempat Indonesia di Uni Eropa, setelah Jerman, Belanda, dan Italia. Total perdagangan Indonesia-Inggris pada tahun 2013 mencapai US$2,7 miliar, dengan surplus Indonesia sebesar US$ 552 juta.
Deskripsi
2009
2010
2011
2012
2013
Jan-Okt 2014
Total
2.304
2.631
2.894
3.063
2.717
2.155
Ekspor
1.459
1.693
1.720
1.697
1.635
1.387
Impor
845
938
1.174
1.366
1.082
768
Neraca
615
755
546
330
553
619







*Sumber : Kementrian Perdagangan RI
Inggris merupakan salah satu dari 5 (lima) negara investor terbesar di Indonesia selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara tujuan investasi utama di luar negara-negara BRIC. Di luar sektor migas, sebagian besarinvestasi Inggris di Indonesia bergerak di bidang konstruksi, industri makanan, industrikimia, barang logam, pertambangan, transportasi dan komunikasi, industri makanan, perdagangan, hotel dan restoran, elektronik dan jasa.[3]
b)      Hubungan Bilateral Indonesia – Inggris dalam Aspek Politik
Sebagai sesama demokrasi, kedua negara memiliki fondasi politik yang kuat dalam membina kerja sama, baik di tingkat bilateral maupun pada isu-isu global. Kedekatan hubungan Indonesia dan Inggris juga tercermin dari dukungan Pemerintah Inggris kepada kedaulatan Indonesia. Pemerintah Inggris, baik melalui komunikasi lisan maupun tertulis, senantiasa menegaskan dukungan terhadap integritas dan kedaulatan NKRI, terutama dengan keberhasilan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun penting bagi hubungan bilateral kedua negara yang ditandai dengan kunjungan Perdana Menteri Inggris, PM David Cameron ke Jakarta pada 11-12 April 2012 dan Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Inggris pada 31 Oktober- 2 November 2012. Pengembangan hubungan kerja sama Indonesia-Inggris berlandaskan kemitraan strategis melalui dokumen Joint Statement On Closer Cooperation BetweenThe Republic of Indonesia and The United Kingdom and The Relaunch of Indonesia – UK Partnership Forum, yang diluncurkan oleh kedua kepala pemerintahan pada tanggal 11 April 2012 di Jakarta. Kemitraan strategis memfokuskan kerja sama pada kerja sama di 5 bidang prioritas yaitu, (i) perdagangan, (ii) investasi, (iii) pendidikan, (iv) lingkungan hidup, dan(v) demokrasi dan dialog lintas agama; serta 3 bidang tambahan yaitu (1) pertahanan, (2) industri kreatif, dan (3) energi.
Partnership Forum I Indonesia dilaksanakan pada tahun 2007 di London, dihadiri oleh Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Perdagangan dari kedua pihak, serta Menteri Keanekaragaman Hayati dan Menteri Pembangunan dari Inggris.
Pertemuan bilateral Menlu Inggris dengan Menlu RI di Jakarta tanggal 29 Januari 2014 telah menyepakati rencana penyelenggaraan Partnership Forum II.
Kedua Menlu juga membahas mengenai peningkatan kerja sama antara kedua Kemlu di bidang pelatihan diplomat dan kerja sama pelatihan di bidang perlindunganwarganegara dan masalah-masalah konsuler dan membentuk dialog antar Kementerian Luar Negeri mengenai isu-isu pembangunan global, ke arah pengembangan kerja samatrilateral untuk membantu negara ketiga.[4]
c)      Hubungan Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Sosial dan Budaya
Di bidang sosial budaya, hubungan kesejarahan antara Inggris dan Indonesia telah terjalin sejak kedatangan Sir Thomas Stamford Raffles pertama kali ke Indonesia padatahun 1811. Lewat bukunya ‘The History of Java’, Raffles telah memperkenalkan kekayaan seni budaya serta tradisi Nusantara kepada dunia Barat. Masyarakat Inggris sendiri sudah cukup mengenal seni budaya tradisional Indonesia antara lain musik gamelan yang telah menjadi mata pelajaran elective dari kurikulum Inggris untuk sekolah tingkat menengah dan meningkatnya jumlah kelompok seniman tradisional gamelan di Inggris. Kekayaan musik, kesenian dan kebudayaan Indonesia telah menjadi salah satu modal utama dalam penguatan hubungan bilateral kedua negara.
Di bidang industri kreatif, telah terselenggara Joint Working Group on Education pertama di Inggris tanggal 30 Oktober 2012, dan ke-dua di Jakarta tanggal 2 Maret 2014. Pada kesempatan JWG ke-2, ditandatangani Joint Statement Regarding Science,  Technology, and Innovation untuk meningkatkan kerja sama riset dan inovasikedua negara serta meningkatkan kerja sama antar universitas dan lembaga riset. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebelumnya telah melakukan kunjungan kerja ke Londonpada 19 - 20 Januari 2014 untuk menghadiri Education World Forum (EWF) 2014. Di bidang pariwisata, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Inggris masih merupakan pasar wisatawan terbesar bagi Indonesia dari wilayah Eropa. Pada tahun 2013, jumlah wisatawan Inggris yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak 228 ribu, atau meningkat 7,8% dibandingkan tahun 2012.[5]
d)     Hubungan Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Hubungan Bilateral Masa Depan Indonesia – Inggris
Delegasi perusahaan-perusahaan Inggris sedang berkunjung ke Indonesia dari tanggal 25 sampai 28 Februari 2014 untuk membangun kerjasama dengan perusahaan swasta maupun BUMN di Indonesia. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membangun hubungan bilateral Indonesia dengan inggris dalam sektor ekonomi dimasa mendatang. Delegasi ini berasal dari berbagai sektor industri, seperti:
1.      Energi
2.      Minyak dan Gas Alam
3.      Makanan dan Minuman
4.      Pendidikan
5.      Kesehatan
6.      Otomotif
7.      Dirgantara
Perusahaan-perusahaan Inggris ini telah mengenal ukuran dan kekuatan ekonomi Indonesia, dan berkeinginan untuk membangun kerjasama jangka panjang yang produktif dan kolaboratif dengan mitra mereka di Indonesia.
Inggris telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, dimana ratusan merk ternama Inggris ada di sini. Hal ini berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan masa depan kedua Negara, dan akan memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan bilateral yang sudah kuat antara kedua Negara tersebut khususnya di bidang perdagangan. Delegasi ini akan dipimpin oleh Richard Graham MP, utusan Perdana Menteri Inggris di bidang perdagangan. Ini akan menjadi kunjungan kelima beliau sejak pengangkatan jabatannya. Program dalam kunjungan ini akan mencakup pertemuan dengan Menteri Perdagangan Indonesia yang baru diangkat,Muhammad Lutfi.[6] Dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, R.M. Marty M. Natalegawa bertemu dengan mitranya, Menlu Inggris, William Hague di Kementerian Luar Negeri Inggris, Rabu pagi waktu London. Dalam kesempatan tersebut, kedua Menlu membahas berbagai bentuk kerjasama bilateral, Inggris dan Indonesia. “Kunjungan kenegaraan Presiden RI merupakan momentum untuk mendesain kemitraan Indonesia-Inggris dimasa depan,” ungkap Marty. Marty menuturkan, tujuan jangka pendek dalam kujungan kali ini adalah mendorong peningkatan nilai perdagangan kedua negara menjadi dua kalilipat pada tahun 2015. Marty menerangkan, bahwa Inggris dan Indonesia sepakat membentuk mekanisme bilateral guna memonitor kemajuan kerja sama bilateral Inggris dan Indonesia pada tingkat Menlu. Monitoring pada tingkat Menlu dilakukan satu tahun sekali, sementara pada tingkat pejabat tinggi setiap 6 bulan sekali.
Selain itu, keduanya juga menyepakati kerja sama di bidang pembangunan global, melalui mekanisme trilateral untuk membantu pembangunan kapasitas di negara ketiga. Hague dan Marty dalam pertemuan tersebut sempat membahas berbagai isu dikawasan dan isu global yang menjadi perhatian bersama kedua negara. Sebagai negara kunci di kawasan Asia Tenggara, Indonesia akan terus melanjutkan kerja sama yang selama ini telah terjalin untuk merealisasikan terciptanya kebebasan, kemakmuran, dan keamanan bersama,” ujar Hague. “Sebagai dua negara demokrasi, dua negara yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dan dua negara yang memiliki potensi menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, kemitraan kedua negara harus didesain. Hal iniuntuk memastikan kalau hubungan dua negara dapat memberikan kontribusi yang besarbagi kesejahteraan rakyat kedua negara dan memberikan kontribusi bagi keamanan,perdamaian, dan kemakmuran dunia”, tutup Marty.[7]

B.     Pasang Surut Hubungan Indonesia-Inggris
            Indonesia memandang Inggris sebagai mitra strategis yang penting. Hubungan bilateral yang sudah terbina sejak 1949, menunjukan indikasi positif, dengan kecenderungan semakin kuat dan dekat dari tahun ke tahun. Inggris merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada tahun 2012, Inggris menempati posisi sebagai pasar tujuan ekspor Indonesia terbesar ke-19 dan negara asal impor terbesar ke-20.  Total perdagangan Indonesia dan Inggris pada akhir tahun 2012 mencapai USD 3,1 miliar, yang terdiri dari ekspor senilai USD 1,7 miliar dan impor sebesar USD 1,4 miliar.
            Pada periode Januari-Oktober 2013 total perdagangan di antara kedua negara senilai USD 2,3 miliar atau menurun 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012 senilai USD 2,6 miliar. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-Inggris dalam lima tahun terakhir sebesar 5,6%. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Inggris meliputi mesin percetakan, alas kaki, peralatan komunikasi, karet, dan kopi. Sementara dari Inggris, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti truk pengangkut yang dirancang untuk luar jalan raya, turbo jet, set generator, suku cadang pesawat terbang, serta limbah, dan bongkaran besi.
            Sebagai catatan, nilai investasi Inggris di Indonesia tahun 2012 mencapai USD 934,4 juta dengan total proyek berjumlah 97. (pusathumas@kemendag.go.id) 

            Nilai perdagangan Indonesia-Inggris pada 2015 mencapai berjumlah US$ 2,3 milyar dengan surplus Indonesia sebesar US$ 708 juta. Inggris merupakan investor terbesar ke-2 di Indonesia dari kawasan Eropa, dan ke-10 dari seluruh dunia (2015), pada 2015 investasi Inggris mencapai  USD 503,2 juta dalam 267 proyek.
C.    Perkembangan Terkini
Jumat, 07/04/2017 12:17
Kerja Sama RI-Inggris Pasca Brexit Akan Jiplak RI-Uni Eropa
Reporter: Yuliyanna Fauzi , CNN Indonesia
Indonesia dan Inggris sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan memperluas sektor investasi Inggris di Indonesia hingga ke infrastruktur. (REUTERS/Toby Melville).
            Jakarta, CNN Indonesia- Pemerintah Indonesia memastikan hengkangnya Inggris dari persekutuan negara-negara Uni Eropa (Brexit/British exit) tidak akan mengganggu hubungan kerja sama Indonesia dengan Inggris. Justru, kerja sama yang telah disepakati ketika Inggris masih menjadi bagian dari Uni Eropa tetap akan dijalankan, namun secara bilateral.
"Kami bisa sepakati beberapa ketetapan. Kami bisa menggunakan format kerja sama di Uni Eropa untuk bilateral dengan Inggris," tutur Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi, Kamis malam (6/4).
Namun demikian, Rizal belum merinci potensi kerja sama yang bisa diciptakan kedua negara. Ia hanya bilang, banyak pengusaha Inggris yang tertarik untuk bekerja sama menanamkan duitnya untuk berinvestasi di negara berkembang, seperti Indonesia.
Selama ini, kerja sama dengan Inggris lebih banyak di sektor keuangan. Kemungkinan, kerja sama di masa yang akan datang juga masih berada di sektor tersebut. Namun, bukan tidak mungkin kesepakatannya bisa bertambah dan merambah ke proyek-proyek lain.
"Dia (Inggris) banyak menawarkan di sektor keuangan. Nanti ada misi di Mei, akan datang dari Inggris yang kami hubungkan dengan proyek infrastruktur," imbuh Rizal.
Senada dengan Rizal, Menteri Koordinator Bidang Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox membenarkan bahwa kerja sama kedua negara tetap berlangsung, sekalipun Inggris telah memutuskan untuk keluar Uni Eropa. Bahkan, Inggris ingin memperkuat kerja sama tersebut, khususnya di sektor perdagangan.
"Kami membicarakan bagaimana membangun peraturan perdagangan, organisasi perdagangan, dan perdagangan internasional (antar kedua negara). Kami sepakat untuk melakukan beberapa kerja sama ke depan," kata Fox pada kesempatan yang sama.
Sedangkan untuk kerja sama di luar sektor perdagangan, Fox melanjutkan, memang banyak sektor yang bisa ditingkatkan oleh kedua negara. Misalnya, berupa investasi hingga ke proyek-proyek infrastruktur. Namun demikian, sambung dia, terkait proyek infrastruktur masih membutuhkan waktu bagi Inggris untuk mengkaji kerja sama tersebut. Pasalnya, rekam kerja sama kedua negara lebih dominan di sektor perdagangan dan keuangan.
REPUBLIKA.CO.ID,LONDON
Indonesia dan Inggris menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara itu.
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam keterangannya di London, Rabu (20/4), menyebutkan pada saat pertemuan antara Presiden Jokowi dengan PM Inggris David Cameron tengah berlangsung, di ruangan terpisah disepakati dan ditandatangani sejumlah perjanjian kerja sama di berbagai bidang. Perjanjian kerja sama yang ditandatangani kedua negara merupakan bentuk capaian yang diperoleh dari kunjungan resmi Presiden Jokowi ke Inggris.
Ada lima nota kesepahaman yang ditanda tangani kedua negara, yaitu MoU kerja sama industri-industri kreatif, MoU Pendidikan Tinggi, MoU Informasi dan Pengalaman Dalam Menyelenggarakan Event Olahraga Dunia, dan Pengaturan tentang Kerja Sama Kelautan dan Perikanan serta MoU antara PT Garuda dengan Airbus dan Roll Royce. MoU tersebut ditandatangani oleh antara lain Menlu RI Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Dirut Garuda Indonesia, M Arif Wibowo.
Kesepakatan kerja sama informasi penyelenggaraan event olah raga dunia, memberikan kerangka untuk berbagi pengalaman dan informasi antara lain dalam strategi dan program untuk memaksimalkan pengembangan perdagangan, meningkatkan peluang bisnis, formulasi perencanaan dan investasi yang diharapkan dapat diperoleh dari penyelenggaraan even olahraga dunia. Bagi Indonesia berbagi pengalaman dengan Inggris tentang hal itu sangat penting mengingat Inggris pernah menjadi tuan rumah Olimpiade London pada 2012, dan saat ini Indonesia tengah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
MoU lainnya adalah di bidang kerja sama industri kreatif. MoU ini membuka kesempatan untuk kerja sama lebih erat dalam peningkatan kapasitas dan pengembangan keahlian melalui pendidikan dan latihan bagi industri kreatif. Selain itu dengan MoU ini bisa jadi pijakan untuk pengembangan model pembiayaan ekonomi kreatif termasuk sumber pembiayaan dan investasi. MoU ini juga menekankan pentingnya pengembangan jaringan kota-kota kreatif.
Pemerintah Indonesia dan Inggris juga menyetujui MoU kerja sama pendidikan tinggi yang diharapkan dapat membantu peningkatan pengembangan pendidikan di masing-masing negara. MoU itu juga dimaksudkan untuk mendorong pengembangan program bilateral antar lembaga pendidikan tinggi kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan serta menyediakan beasiswa bagi pelajar kedua negara.
Kesepakatan antarkedua pemerintah adalah pengaturan untuk kerja sama kelautan dan perikanan. Nota kesepahaman ini merupakan turunan dari MoU Kerja sama Maritim antar kedua negara yang ditandatangani di Jakarta 27 Juli 2015. MoU itu membuka kerja sama pada sejumlah bidang antara lain kerja sama informasi untuk pemberantasan IUU fishing, riset kelautan dan perikanan, konservasi keanekaragaman hayati, sistem manajemen perikanan dan peningkatan kapasitas SDM. Selain itu juga telah didirikan sebuah komite kerja teknis untuk membicarakan lebih lanjut kerja sama ini.Sedangkan nota kesepahaman kerja sama yang ditandatangani antara Garuda Indonesia dengan Airbus dan Rolls Royce menekankan pengembangan kemampuan (skills development) sehingga Garuda Indonesia mempunyai kemampuan untuk merawat engine RR Part serta mengembangkan kapabilitas Garuda Maintenance Facilty ( GMF) sehingga mampu merawat engine RR yang lebih besar dan luas. Menurut Ari, dengan ditandatanganinya lima perjanjian kerja sama di berbagai bidang, menunjukkan semakin eratnya hubungan bilateral kedua negara.
D.    Kebijakan Terkini
SINDONEWS.COM
Sumber Informasi Terpercaya
Pasca-Brexit, Inggris Perkuat Kerja Sama dengan Indonesia
Rahmat Fiansyah
Minggu 9 April 2017 - 07:18 WIB
Inggris berkomitmen memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia di tengah-tengah proses keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (Brexit). Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Inggris berkomitmen memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia di tengah-tengah proses keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (Brexit). Secara khusus, Inggris menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur yang tengah dibangun masif di Indonesia.
Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Liam Fox mengatakan, pasca-Brexit, pemerintah Inggris berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan berbagai negara yang potensial, termasuk Indonesia. Indonesia selama ini merupakan pasar yang penting bagi Inggris.
Indonesia merupakan salah satu negara prioritas karena menjadi pasar bagi produk kreatif, khususnya gaya hidup sekaligus potensi sumber mahasiswa asing bagi pendidikan tinggi di Inggris.
Selain itu, Liam mengatakan, kedua negara sepakat untuk mendorong kerja sama lebih erat lagi, dalam hal ini pihaknya mengaku tertarik untuk terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
Inggris disebutnya cukup ahli dalam membuat desain dan perencanaan finansial. “Kami telah menangani banyak proyek infrastruktur. Kami memiliki keahlian untuk menyelesaikan proyek yang strategis bagi kedua negara. Jadi, kami berdiskusi untuk menggali peluang kerja sama itu,” ujarnya.
Dedy Afrianto - Okezone A A A
JAKARTA - Menko Perekonomian Darmin Nasution menyambut hangat courtesy call dari Menteri Perdagangan Internasional Inggris RT Hon Liam Fox MP pada Kamis lalu. Kunjungan ini juga turut didampingi oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik.
Kunjungan resmi tersebut berisi pembicaraan diplomatik antara Indonesia dan Inggris yang berupaya meningkatkan komitmen dan kesepahaman dalam memperkuat hubungan perdagangan antar negara. Selama ini Inggris tercatat telah menjadi mitra dagang penting bagi Indonesia dengan total perdagangan bilateral yang cukup besar hingga mencapai USD 2,5 miliar
“Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, total perdagangan antara Indonesia dengan Inggris di tahun 2016 telah mencapai angka USD 2.5 miliar, naik sebesar 5.5%, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 2.4 miliar.” ungkap Menko Darmin mengutip keterangan tertulis dari Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (7/4/2017)
Kenyataan tersebut direspon baik oleh pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris menganggap Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pasar prioritas bagi produk kreatif/lifestyle Inggris dan potensi sumber mahasiswa asing bagi pendidikan tinggi Inggris.
Untuk itu kedua pemerintah negara, baik Indonesia dan Inggris, sadar akan perlunya peningkatan diskusi mendalam mengenai peningkatan kerja sama perdagangan. Salah satunya adalah dengan mengatasi hambatan perdagangan dan investasi antara kedua Negara.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menko Darmin Nasution menyampaikan bahwa saat ini Indonesia terus menggencarkan Paket Kebijakan Ekonomi. Khususnya dalam menarik para investor untuk lebih cepat, mudah, dan menguntungkan dalam melakukan investasi di Indonesia.
“Melalui Paket Kebijakan Ekonomi, pemerintah Indonesia membuka peluang bagi investasi asing dengan memberikan 100% foreign direct investment pada sektor pariwisata, industri film, bahan baku untuk farmasi, pasar dan e-commerce”, ujar Darmin.
Dengan begitu, pemerintah optimis bahwa perekonomian negara akan terus naik di tahun ini mencapai 5,1% dan akan meningkat di tahun 2018. Salah satu bukti keberhasilan Paket Kebijakan Ekonomi ditunjukkan melalui peringkat kemudahan berusaha yang telah diraih Indonesia selama ini.
“Berdasarkan Indeks Bank Dunia dalam ‘Doing Business 2017’, Indonesia termasuk dalam 10 negara yang berhasil melakukan peningkatan reformasi dalam kemudahan berusaha dari ranking 106 menjadi ranking 91 saat ini”, tegas Menko Darmin.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Inggris secara positif menyampaikan ketertarikannya untuk menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan pendidikan.
Kedua negara sepakat untuk mengadakan pertemuan berkelanjutan dalam mendiskusikan rencana proyek strategis nasional beserta langkah-langkah kontribusi yang dilakukan dalam mengembangkan hubungan diplomatik ekonomi kedua negara di masa depan.



















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Indonesia dan Inggris sudah menjalin hubungan kerjasama sejak lama, yaitu pada tahun 1949. Hubungan kerjasama ini mencakup berbagai bidang diantaranya : Perekonomian, politik, serta sosial budaya. Dalam perjalanan hubungan ini,  tidak terlalu banyak dinamika yang terjadi. Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia dan Inggris semakin gencar dalam menjalin hubungan kerjasamanya meskipun Inggris telah resmi keluar dari Uni-Eropa. Data dari beberapa kementerian juga menunjukkan bahwa Investasi Inggris ke Indonesia serta nilai surplus dari hasil ekspor-impor Indonesia-inggris turut meningkat.

B.     Saran
            Berdasarkan hubungan baik dalam bentuk kerjasama di berbagai  bidang yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Inggris, semoga hubungan baik ini tetap bisa berlanjut sehingga bisa menguntungkan kedua belah pihak serta semakin memperkuat perekonomian Negaranya masing-masing.





DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian Dan Pengembangan Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri Republik Indonesia; 2000; Himpunan Perjanjian Bilateral Antara Republik Indonesia dengan Inggris Jilid V ; Jakarta:, Departemen Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.

Website:Profile dan Kerja Sama Negara Inggris dalam
http://www.kemlu.go.id/london/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=3&l=d
diakses pada tanggal 08 april 2017 Inggris dan Indonesia Siap Mendorong Perdagangan dalam https://www.gov.uk/government/world-location-news/uk-and-indonesia-boost-trade.id (diakses pada tanggal 08 april 2017 Indonesia dan Inggris bangun desain kemitraan dalam
 http://international.sindonews.com/read/684601/41/indonesia-dan-inggris-desain-kemitraan-1351758481 (diakses pada tanggal 08 april 2017)




[1]Profile dan Kerja Sama Negara Inggris dalam
http://www.kemlu.go.id/london/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=3&l=id diakses pada tanggal 29 mei 2015

[2] Badan Penelitian Dan Pengembangan Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri Republik Indonesia,
 Himpunan Perjanjian Bilateral Antara Republik Indonesia dengan Inggris Jilid V,
(Jakarta: Departemen Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2000) ,Hlm 10


[3] Profile dan Kerja Sama Negara Inggris,Op.Cit.,

[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Inggris dan Indonesia Siap Mendorong Perdagangan dalam https://www.gov.uk/government/world-location news/uk-and-indonesia-boost-trade.id (diakses pada tanggal 29 mei 2015)
[7]  Indonesia dan Inggris bangun desain kemitraan dalam http://international.sindonews.com/read/646!1/41/indonesia"dan"inggris"desain"kemitraan"13517541 #diakses pada tanggal 2 $uni 2!15%7