Hubungan Perdagangan dan Kerja Sama Internasional Indonesia dan Inggris
NB: Mata Kuliah Ekonomi Internasional
_LM dkk_
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Inggris
dalam kosa kata Bahasa Indonesia merujuk pada negara yang bernama resmi United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, yang pada awalnya
merupakan sebuah entitas tunggal, yakni Kerajaan Inggris (England). Kerajaan
Inggris kini adalah penggabungan dari empat wilayah, yaitu England, Wales,
Skotlandia dan Irlandia Utara (Northen Ireland) melalui suatu proses sejarah
yang panjang dan saling berkaitan Pada tahun 1707, Kerajaan Inggris (termasuk
Wales) dan Kerajaan Skotlandia bergabung membentuk United Kingdom of Great
Britain. Kemudian, pada tahun 1801,Britania Raya dan Kerajaan Irlandia
bergabung membentuk United Kingdom of Great Britain and Ireland. Lalu di tahun
1922, sebagian wilayah Irlandia memisahkan diri dan merdeka sebagai Republik
Irlandia; sehingga kemudian Inggris menjadi United Kingdom of Great Britain and
Northern Ireland.[1]
Hubungan
bilateral Indonesia dengan Inggris dimulai saat pelaut inggris datang ke
Nusantara guna mencari rempah-rempah dan komoditas ekonomi lainnya seperti emas
dan hasil pertanian. Sejak empat abad silam, koneksi Indonesia dengan inggris
sudah berlangsung hingga sekarang. Mengapa ada pelayaran dari Inggris ke
Indonesia? Dikarenakan waktu itu VOC, dewan dagang Hindia Belanda mengatur
perekonomian di Nusantara,
VOC menjual komoditas pertanian dan sumber daya alam lainnya untuk di jual ke
Eropa.
Komoditas
pertanian dan rempah-rempah diekspor menggunakan armada kapal laut, jalurnya
adalah Inggris – Indonesia, Belanda dan negara-negara
Eropa Utara atau negara
Nordik atau yang lebih dikenal sekarang dengan sebutan Norwegia. Sebetulnya,
Inggris sangat berkepentingan menguasai Asia Tenggara karena negara-negara tropis di
Asia Tenggara melimpah dengan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Dan karena
itulah komoditi rempah-rempah sangat diminati di Eropa. Namun ternyata, Inggris
kalah cepat dengan Belanda yang sudah duluan menjajah Indonesia. Walau demikian,
Inggris masih bisa menguasai Malaysia, Singapura, dan Australia. Sejak saat
itu, hubungan antara Indonesia dengan Inggris alurnya bergejolak terutama pada
masa perang dunia ke II dimana Inggris bergabung dengan Negara sekutu. Inggris
dicap sebagai Negara neo liberal yang ditentang oleh Bung Karno. Setelah
Indonesia merdeka, dan ketika kepemimpinan Indonesia yang baru dipegang oleh
Soeharto, Kerja sama dua Negara yakni Indonesia dengan Inggris dimulai kembali.[2]
DATA SINGKAT HUBUNGAN BILATERAL
INDONESIA INGGRIS
|
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, guna memudahkan dalam
menganalisis masalah maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
perkembagan perdagangan dan bentuk kerja sama internasional indonesia dan
inggris ?
2. Bagaimana
pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerja sama internasional indonesia
dan inggris?
3. Bagaimana
perkembagan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional indonesia
dan inggris?
4. Bagaimana
kebijakan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasiaonal indonesia
dan inggris ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
perkembangan perdagangan dan bentuk kerja sama internasional Indonesia dan
Inggris?
2. Mengetahui
pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia
dan Inggris?
3. Mengetahui
perkembagan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia
dan Inggris
4. Mengetahui
kebijakan terkini hubungan perdagangan dan kerja sama internasional Indonesia
dan Inggris
BAB
II
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I. TEORI
KLASIK
- Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori
Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga
kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of
value )
Teori
absolute advantage Adam Smith yang
sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat
sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya
tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi
tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.
Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga
kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang
Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
8
|
10
|
Pakaian
|
4
|
2
|
Dari
tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang
Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja
di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di
Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan
demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada
produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan
satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara
lain.
Kelebihan
dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi
interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya
yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka
perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
- Comparative Advantage : JS Mill
Teori
ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative
advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage (suatu
barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau
dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori
ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja
yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
6 bakul
|
2 bakul
|
Pakaian
|
10 yard
|
6 yard
|
Menurut
teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum
dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative
Advantagenya.
Besarnya
comparative advantage untuk Amerika ,
dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam
produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini
Amerika memiliki comparative advantage
pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk
Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3
: 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1.
Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari
1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris,
dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya
dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan
dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan
untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat
diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID
RICARDO
1.
Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut
teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi
relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut
berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah
ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo
adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
|
1 Kg gula
|
1 m Kain
|
Indonesia
|
3 hari kerja
|
4 hari kerja
|
China
|
6 hari kerja
|
5 hari kerja
|
Indonesia
memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka
tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara
melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor
efficiency.
Berdasarkan
perbandingan Cost Comparative advantage
efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien
dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja )
daripada produksi 1 meter kain ( hari bekerja) hal
ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya
tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia
dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja)
hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage
( Labor produktifiti)
Suatu
Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat
berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
Walaupun
Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk,
sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan
keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor
productivity. kelemahan teori klasik Comparative
Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi
produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan
internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara
yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut
memiliki perbedaan dalam cost Comparative
Advantage atau production Comparative
Advantage.
Teori
ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori
ini berlandaskan pada asumsi:
- Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
- Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
- Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
- Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor
produksi sama sekali tidak mobile
antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam
produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai
keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai
kerugian dalam memproduksi.
Paham
klasik dapat menerangkan comparative advantage
yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari
perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang
diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
Teori
Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori
modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu.
Analisis teori H-O :
a.
Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b.
Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
c.
Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d.
Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika
jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif
sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis
input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan
impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga
disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan
penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.
Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.
Tarif and Non tarif barrier
c.
Pebedaan dalam skill dan human capital
d.
Perbedaan dalam faktor sumber daya alam
Kelebihan
dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki
tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity
Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan
sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan
tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant
cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand
(OC/RD)
Teori
Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan
dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu
produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber
daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk
dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk
diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
perdagangan dan kerja sama internasional indonesia dan Inggris
1. Bentuk-Bentuk
Kerja Sama Indonesia – Inggris
Indonesia
dan Inggris memiliki hubungan kerja sama bilateral yang kuat, terlebih dengan
berbagai pencapaian dan penguatan posisi Indonesia di kancah internasional.
Pemerintah Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan
dan memiliki shared values dan
prioritas kerja sama internasional yang sejalan dengan Inggris. Antara lain
hubungan bilateral dalam aspek perekonomian, aspek politik, aspek sosial dan
budaya, serta aspek masa depan hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris.
a) Hubungan
Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Perekonomian
Inggris
merupakan salah satu investor dan mitra perdagangan terpenting bagi Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Inggris semakin memberikan perhatian positif
terhadap potensi ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin antara lain dari
penetapan Indonesia
sebagai salah satu dari 19 “Priority High
Growth and Emerging Markets”
pada
rencana strategis 5 tahunan lembaga UK
Trade and Investment /UKTI.
Posisi
penting Indonesia ini ditegaskan pemerintah Inggris pada tahun 2010, dalam laporan berjudul“Great Expectations:Doing Business in
Emerging Markets”yang disusun oleh UK
Trade & Investment dan Economist
Intelligence Unit berdasarkan surveiter hadap 500 orang pengusaha.
Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara tujuan investasi utama di luar
negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China).
Saat
ini terdapat 3 (tiga) mekanisme kerja sama bilateral di bidang ekonomi yang
menjadi prioritas, yaitu:
1. Annual Trade Talk
Annual
Trade Talk setelah dilaksanakan sejak 2011
dan 2012 untuk membahas beberapa isu terkait perdagangan dan investasi
bilateral, sekaligus membangun hubungan perdagangan dan investasi yang
strategis.
2. Energy Dialogue
Pada tanggal 30 Oktober 2012 telah
diselenggarakan Energy Dialogue untuk
membicarakan kerja sama energi sekaligus kerja sama mengatasi tantangan dalam
transisi penggunan low carbon based
economy.
3. Joint Working Group on
Creative Industries
Joint
Working Group (JWG) on Creative Industries pertama
pada tanggal 21 Februari 2013 menyepakati 5 (lima) sektor sebagai fokus kerja
sama pada tahap awal yakni,
fashion, film dan animasi, performing art, desain dan kuliner. Kerja sama di
ini bertujuan
untuk mendukung penguatan kapasitas dan kelembagaan sektor industri kreatif di
Indonesia, peningkatan jejaring, peningkatan partisipasi Indonesia di berbagai
ajang kreatif
di Inggris dan pemetaan potensi industri kreatif di Indonesia. Pertemuan kedua dan ketiga
masing-masing diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2014 dan tanggal 7
Oktober 2014.
Sejak
tahun 2012, Pemerintah Inggris menunjuk Richard Graham, MP sebagai Trade Envoy PM Inggris untuk Indonesia.
Inggris menunjuk Trade Envoy dibawah
komando Perdana Menteri dalam rangka mempromosikan perdagangan bilateral
Inggris dengan 21 negara (di luar Eropa), termasuk Indonesia. Di bidang
perdagangan, Inggris
merupakan mitra dagang utama keempat Indonesia di Uni Eropa, setelah Jerman, Belanda, dan Italia.
Total perdagangan Indonesia-Inggris pada tahun 2013 mencapai US$2,7 miliar,
dengan surplus Indonesia sebesar US$ 552 juta.
Deskripsi
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Jan-Okt 2014
|
Total
|
2.304
|
2.631
|
2.894
|
3.063
|
2.717
|
2.155
|
Ekspor
|
1.459
|
1.693
|
1.720
|
1.697
|
1.635
|
1.387
|
Impor
|
845
|
938
|
1.174
|
1.366
|
1.082
|
768
|
Neraca
|
615
|
755
|
546
|
330
|
553
|
619
|
*Sumber : Kementrian Perdagangan RI
Inggris
merupakan salah satu dari 5 (lima) negara investor terbesar di Indonesia selama
3 (tiga) tahun berturut-turut. Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara
tujuan investasi utama di luar negara-negara BRIC. Di luar sektor migas,
sebagian besarinvestasi Inggris di Indonesia bergerak di bidang konstruksi,
industri makanan, industrikimia, barang logam, pertambangan, transportasi dan
komunikasi, industri makanan,
perdagangan,
hotel dan restoran, elektronik dan jasa.[3]
b) Hubungan
Bilateral Indonesia – Inggris dalam
Aspek Politik
Sebagai
sesama demokrasi, kedua negara memiliki fondasi politik yang kuat dalam membina
kerja sama, baik di tingkat bilateral maupun pada isu-isu global. Kedekatan
hubungan Indonesia dan Inggris juga tercermin dari dukungan Pemerintah Inggris
kepada kedaulatan Indonesia. Pemerintah Inggris, baik melalui komunikasi lisan
maupun tertulis, senantiasa menegaskan dukungan terhadap integritas dan
kedaulatan NKRI, terutama dengan keberhasilan pelaksanaan demokrasi di
Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun penting bagi hubungan bilateral kedua
negara yang ditandai dengan kunjungan Perdana Menteri Inggris, PM David Cameron
ke Jakarta pada 11-12
April 2012 dan Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Inggris pada 31 Oktober- 2 November 2012. Pengembangan
hubungan kerja sama Indonesia-Inggris berlandaskan kemitraan strategis melalui
dokumen Joint Statement On Closer
Cooperation BetweenThe Republic of Indonesia and The United Kingdom and The
Relaunch of Indonesia – UK Partnership Forum, yang diluncurkan oleh kedua
kepala pemerintahan pada tanggal 11 April 2012 di Jakarta. Kemitraan strategis
memfokuskan kerja sama pada kerja sama di 5 bidang prioritas yaitu, (i)
perdagangan, (ii) investasi, (iii) pendidikan, (iv) lingkungan hidup, dan(v)
demokrasi dan dialog lintas agama; serta 3 bidang tambahan yaitu (1)
pertahanan, (2) industri kreatif, dan (3) energi.
Partnership Forum I Indonesia
dilaksanakan pada tahun 2007 di London, dihadiri oleh Menteri Luar Negeri,
Menteri Pertahanan, dan Menteri Perdagangan dari kedua pihak, serta Menteri
Keanekaragaman Hayati dan Menteri Pembangunan dari Inggris.
Pertemuan
bilateral Menlu Inggris dengan Menlu RI di Jakarta tanggal 29 Januari 2014
telah menyepakati rencana penyelenggaraan Partnership
Forum II.
Kedua
Menlu juga membahas mengenai peningkatan kerja sama antara kedua Kemlu di
bidang pelatihan diplomat dan kerja sama pelatihan di bidang
perlindunganwarganegara dan masalah-masalah konsuler dan membentuk dialog antar
Kementerian Luar Negeri mengenai isu-isu pembangunan global, ke arah
pengembangan kerja samatrilateral untuk membantu negara ketiga.[4]
c) Hubungan
Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Sosial dan Budaya
Di bidang sosial budaya, hubungan
kesejarahan antara Inggris dan Indonesia telah terjalin sejak kedatangan Sir
Thomas Stamford Raffles pertama kali ke Indonesia padatahun 1811. Lewat bukunya
‘The History of Java’, Raffles telah
memperkenalkan kekayaan seni budaya serta tradisi Nusantara kepada dunia Barat.
Masyarakat Inggris sendiri sudah cukup mengenal seni budaya tradisional
Indonesia antara lain musik gamelan yang telah menjadi mata pelajaran elective dari kurikulum Inggris untuk
sekolah tingkat menengah dan meningkatnya jumlah kelompok seniman tradisional
gamelan di Inggris.
Kekayaan musik, kesenian dan kebudayaan Indonesia telah menjadi salah satu modal utama dalam
penguatan hubungan bilateral kedua negara.
Di bidang industri kreatif, telah
terselenggara Joint Working Group on
Education pertama di Inggris tanggal 30 Oktober 2012, dan ke-dua di Jakarta
tanggal 2 Maret 2014. Pada kesempatan JWG ke-2, ditandatangani Joint Statement Regarding Science, Technology, and Innovation untuk
meningkatkan kerja sama riset dan inovasikedua negara serta meningkatkan kerja
sama antar universitas dan lembaga riset. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
sebelumnya telah melakukan kunjungan kerja ke Londonpada 19 - 20 Januari 2014
untuk menghadiri Education World Forum
(EWF) 2014. Di bidang pariwisata, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Inggris
masih merupakan pasar wisatawan terbesar bagi Indonesia dari wilayah Eropa.
Pada tahun 2013, jumlah wisatawan Inggris yang berkunjung ke Indonesia tercatat
sebanyak 228 ribu, atau meningkat 7,8% dibandingkan tahun 2012.[5]
d) Hubungan
Bilateral Indonesia – Inggris Dalam Aspek Hubungan Bilateral Masa Depan
Indonesia – Inggris
Delegasi
perusahaan-perusahaan Inggris sedang berkunjung ke Indonesia dari tanggal 25
sampai 28 Februari 2014 untuk membangun kerjasama dengan perusahaan swasta
maupun BUMN di Indonesia. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membangun hubungan
bilateral Indonesia dengan inggris dalam sektor ekonomi dimasa mendatang.
Delegasi ini berasal dari berbagai sektor industri, seperti:
1. Energi
2. Minyak
dan Gas Alam
3. Makanan
dan Minuman
4. Pendidikan
5. Kesehatan
6. Otomotif
7. Dirgantara
Perusahaan-perusahaan
Inggris ini telah mengenal ukuran dan kekuatan ekonomi Indonesia, dan
berkeinginan untuk membangun kerjasama jangka panjang yang produktif dan
kolaboratif dengan mitra mereka di Indonesia.
Inggris
telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, dimana ratusan merk
ternama Inggris ada di sini. Hal ini berkontribusi langsung terhadap
pertumbuhan masa depan kedua Negara, dan akan memainkan peran penting dalam
memperkuat hubungan bilateral yang sudah kuat antara kedua Negara tersebut
khususnya di bidang perdagangan. Delegasi ini akan dipimpin oleh Richard Graham
MP, utusan Perdana Menteri Inggris di bidang perdagangan. Ini akan menjadi
kunjungan kelima beliau sejak pengangkatan jabatannya. Program dalam kunjungan
ini akan mencakup pertemuan dengan Menteri Perdagangan Indonesia yang baru
diangkat,Muhammad Lutfi.[6]
Dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, R.M. Marty M. Natalegawa bertemu dengan
mitranya, Menlu Inggris, William Hague di Kementerian Luar Negeri Inggris, Rabu
pagi waktu London. Dalam kesempatan tersebut, kedua Menlu membahas berbagai
bentuk kerjasama bilateral, Inggris dan Indonesia. “Kunjungan kenegaraan
Presiden RI merupakan momentum untuk mendesain kemitraan Indonesia-Inggris
dimasa depan,” ungkap Marty. Marty menuturkan, tujuan jangka pendek dalam
kujungan kali ini adalah mendorong peningkatan nilai perdagangan kedua negara
menjadi dua kalilipat pada tahun 2015. Marty menerangkan, bahwa Inggris dan
Indonesia sepakat membentuk mekanisme bilateral guna memonitor kemajuan kerja
sama bilateral Inggris dan Indonesia pada tingkat Menlu. Monitoring pada
tingkat Menlu dilakukan satu tahun sekali, sementara pada tingkat pejabat
tinggi setiap 6 bulan sekali.
Selain
itu, keduanya juga menyepakati kerja sama di bidang pembangunan global, melalui
mekanisme trilateral untuk membantu pembangunan kapasitas di negara ketiga.
Hague dan Marty dalam pertemuan tersebut sempat membahas berbagai isu dikawasan
dan isu global yang menjadi perhatian bersama kedua negara. Sebagai negara
kunci di kawasan Asia Tenggara, Indonesia akan terus melanjutkan kerja sama
yang selama ini telah terjalin untuk merealisasikan terciptanya kebebasan,
kemakmuran, dan keamanan bersama,” ujar Hague. “Sebagai dua negara demokrasi,
dua negara yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dan dua negara
yang memiliki potensi menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, kemitraan
kedua negara harus didesain. Hal iniuntuk memastikan kalau hubungan dua negara
dapat memberikan kontribusi yang besarbagi kesejahteraan rakyat kedua negara
dan memberikan kontribusi bagi keamanan,perdamaian, dan kemakmuran dunia”,
tutup Marty.[7]
B.
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Inggris
Indonesia memandang Inggris sebagai
mitra strategis yang penting. Hubungan bilateral yang sudah terbina sejak 1949,
menunjukan indikasi positif, dengan kecenderungan semakin kuat dan dekat dari
tahun ke tahun. Inggris merupakan salah satu mitra
dagang utama Indonesia. Pada tahun 2012, Inggris menempati posisi sebagai pasar
tujuan ekspor Indonesia terbesar ke-19 dan negara asal impor terbesar
ke-20. Total perdagangan Indonesia dan
Inggris pada akhir tahun 2012 mencapai USD 3,1 miliar, yang terdiri dari ekspor
senilai USD 1,7 miliar dan impor sebesar USD 1,4 miliar.
Pada periode Januari-Oktober 2013
total perdagangan di antara kedua negara senilai USD 2,3 miliar atau menurun
11,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012 senilai USD 2,6
miliar. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-Inggris
dalam lima tahun terakhir sebesar 5,6%. Komoditas ekspor utama Indonesia ke
Inggris meliputi mesin percetakan, alas kaki, peralatan komunikasi, karet, dan
kopi. Sementara dari Inggris, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti
truk pengangkut yang dirancang untuk luar jalan raya, turbo jet, set
generator, suku cadang pesawat terbang, serta limbah, dan bongkaran besi.
Sebagai catatan, nilai investasi
Inggris di Indonesia tahun 2012 mencapai USD 934,4 juta dengan total proyek
berjumlah 97. (pusathumas@kemendag.go.id)
Nilai
perdagangan Indonesia-Inggris pada 2015 mencapai berjumlah US$ 2,3 milyar
dengan surplus Indonesia sebesar US$ 708 juta. Inggris merupakan investor
terbesar ke-2 di Indonesia dari kawasan Eropa, dan ke-10 dari seluruh dunia
(2015), pada 2015 investasi Inggris mencapai USD 503,2 juta dalam 267
proyek.
C.
Perkembangan
Terkini
Jumat,
07/04/2017 12:17
Kerja
Sama RI-Inggris Pasca Brexit Akan Jiplak RI-Uni Eropa
Reporter: Yuliyanna Fauzi , CNN
Indonesia
Indonesia
dan Inggris sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan memperluas sektor
investasi Inggris di Indonesia hingga ke infrastruktur. (REUTERS/Toby
Melville).
Jakarta, CNN Indonesia- Pemerintah
Indonesia memastikan hengkangnya Inggris dari persekutuan negara-negara Uni
Eropa (Brexit/British exit) tidak akan mengganggu hubungan kerja sama Indonesia
dengan Inggris. Justru, kerja sama yang telah disepakati ketika Inggris masih
menjadi bagian dari Uni Eropa tetap akan dijalankan, namun secara bilateral.
"Kami
bisa sepakati beberapa ketetapan. Kami bisa menggunakan format kerja sama di
Uni Eropa untuk bilateral dengan Inggris," tutur Deputi Bidang Koordinasi
Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Rizal Affandi, Kamis malam (6/4).
Namun
demikian, Rizal belum merinci potensi kerja sama yang bisa diciptakan kedua
negara. Ia hanya bilang, banyak pengusaha Inggris yang tertarik untuk bekerja
sama menanamkan duitnya untuk berinvestasi di negara berkembang, seperti
Indonesia.
Selama
ini, kerja sama dengan Inggris lebih banyak di sektor keuangan. Kemungkinan,
kerja sama di masa yang akan datang juga masih berada di sektor tersebut.
Namun, bukan tidak mungkin kesepakatannya bisa bertambah dan merambah ke
proyek-proyek lain.
"Dia
(Inggris) banyak menawarkan di sektor keuangan. Nanti ada misi di Mei, akan
datang dari Inggris yang kami hubungkan dengan proyek infrastruktur,"
imbuh Rizal.
Senada
dengan Rizal, Menteri Koordinator Bidang Perdagangan Internasional Inggris Liam
Fox membenarkan bahwa kerja sama kedua negara tetap berlangsung, sekalipun
Inggris telah memutuskan untuk keluar Uni Eropa. Bahkan, Inggris ingin
memperkuat kerja sama tersebut, khususnya di sektor perdagangan.
"Kami
membicarakan bagaimana membangun peraturan perdagangan, organisasi perdagangan,
dan perdagangan internasional (antar kedua negara). Kami sepakat untuk
melakukan beberapa kerja sama ke depan," kata Fox pada kesempatan yang
sama.
Sedangkan
untuk kerja sama di luar sektor perdagangan, Fox melanjutkan, memang banyak
sektor yang bisa ditingkatkan oleh kedua negara. Misalnya, berupa investasi
hingga ke proyek-proyek infrastruktur. Namun demikian, sambung dia, terkait
proyek infrastruktur masih membutuhkan waktu bagi Inggris untuk mengkaji kerja
sama tersebut. Pasalnya, rekam kerja sama kedua negara lebih dominan di sektor
perdagangan dan keuangan.
REPUBLIKA.CO.ID,LONDON
–
Indonesia dan
Inggris menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama dalam berbagai bidang saat
kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara itu.
Tim
Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam keterangannya di London, Rabu (20/4),
menyebutkan pada saat pertemuan antara Presiden Jokowi dengan PM Inggris David
Cameron tengah berlangsung, di ruangan terpisah disepakati dan ditandatangani
sejumlah perjanjian kerja sama di berbagai bidang. Perjanjian kerja sama yang
ditandatangani kedua negara merupakan bentuk capaian yang diperoleh dari
kunjungan resmi Presiden Jokowi ke Inggris.
Ada
lima nota kesepahaman yang ditanda tangani kedua negara, yaitu MoU kerja sama
industri-industri kreatif, MoU Pendidikan Tinggi, MoU Informasi dan Pengalaman
Dalam Menyelenggarakan Event Olahraga Dunia, dan Pengaturan tentang Kerja Sama
Kelautan dan Perikanan serta MoU antara PT Garuda dengan Airbus dan Roll Royce.
MoU tersebut ditandatangani oleh antara lain Menlu RI Retno Marsudi, Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Dirut Garuda Indonesia, M Arif
Wibowo.
Kesepakatan
kerja sama informasi penyelenggaraan event olah raga dunia, memberikan kerangka
untuk berbagi pengalaman dan informasi antara lain dalam strategi dan program
untuk memaksimalkan pengembangan perdagangan, meningkatkan peluang bisnis,
formulasi perencanaan dan investasi yang diharapkan dapat diperoleh dari
penyelenggaraan even olahraga dunia. Bagi Indonesia berbagi pengalaman dengan
Inggris tentang hal itu sangat penting mengingat Inggris pernah menjadi tuan
rumah Olimpiade London pada 2012, dan saat ini Indonesia tengah mempersiapkan
diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
MoU
lainnya adalah di bidang kerja sama industri kreatif. MoU ini membuka
kesempatan untuk kerja sama lebih erat dalam peningkatan kapasitas dan pengembangan
keahlian melalui pendidikan dan latihan bagi industri kreatif. Selain itu
dengan MoU ini bisa jadi pijakan untuk pengembangan model pembiayaan ekonomi
kreatif termasuk sumber pembiayaan dan investasi. MoU ini juga menekankan
pentingnya pengembangan jaringan kota-kota kreatif.
Pemerintah
Indonesia dan Inggris juga menyetujui MoU kerja sama pendidikan tinggi yang
diharapkan dapat membantu peningkatan pengembangan pendidikan di masing-masing
negara. MoU itu juga dimaksudkan untuk mendorong pengembangan program bilateral
antar lembaga pendidikan tinggi kedua negara dengan prinsip saling
menguntungkan serta menyediakan beasiswa bagi pelajar kedua negara.
Kesepakatan
antarkedua pemerintah adalah pengaturan untuk kerja sama kelautan dan
perikanan. Nota kesepahaman ini merupakan turunan dari MoU Kerja sama Maritim
antar kedua negara yang ditandatangani di Jakarta 27 Juli 2015. MoU itu membuka
kerja sama pada sejumlah bidang antara lain kerja sama informasi untuk
pemberantasan IUU fishing, riset kelautan dan perikanan, konservasi
keanekaragaman hayati, sistem manajemen perikanan dan peningkatan kapasitas
SDM. Selain itu juga telah didirikan sebuah komite kerja teknis untuk
membicarakan lebih lanjut kerja sama ini.Sedangkan nota kesepahaman kerja sama
yang ditandatangani antara Garuda Indonesia dengan Airbus dan Rolls Royce
menekankan pengembangan kemampuan (skills development) sehingga Garuda
Indonesia mempunyai kemampuan untuk merawat engine RR Part serta mengembangkan
kapabilitas Garuda Maintenance Facilty ( GMF) sehingga mampu merawat engine RR
yang lebih besar dan luas. Menurut Ari, dengan ditandatanganinya lima
perjanjian kerja sama di berbagai bidang, menunjukkan semakin eratnya hubungan
bilateral kedua negara.
D.
Kebijakan
Terkini
SINDONEWS.COM
Sumber Informasi Terpercaya
Pasca-Brexit, Inggris Perkuat Kerja
Sama dengan Indonesia
Rahmat Fiansyah
Minggu 9 April 2017 - 07:18 WIB
Inggris
berkomitmen memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia di tengah-tengah
proses keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (Brexit). Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Inggris berkomitmen
memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia di tengah-tengah proses
keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (Brexit). Secara khusus, Inggris
menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur yang
tengah dibangun masif di Indonesia.
Menteri
Perdagangan Internasional Inggris, Liam Fox mengatakan, pasca-Brexit,
pemerintah Inggris berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan berbagai
negara yang potensial, termasuk Indonesia. Indonesia selama ini merupakan pasar
yang penting bagi Inggris.
Indonesia
merupakan salah satu negara prioritas karena menjadi pasar bagi produk kreatif,
khususnya gaya hidup sekaligus potensi sumber mahasiswa asing bagi pendidikan
tinggi di Inggris.
Selain
itu, Liam mengatakan, kedua negara sepakat untuk mendorong kerja sama lebih
erat lagi, dalam hal ini pihaknya mengaku tertarik untuk terlibat dalam
berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
Inggris
disebutnya cukup ahli dalam membuat desain dan perencanaan finansial. “Kami
telah menangani banyak proyek infrastruktur. Kami memiliki keahlian untuk
menyelesaikan proyek yang strategis bagi kedua negara. Jadi, kami berdiskusi
untuk menggali peluang kerja sama itu,” ujarnya.
Dedy Afrianto - Okezone A A A
JAKARTA
- Menko Perekonomian Darmin Nasution menyambut hangat courtesy call dari
Menteri Perdagangan Internasional Inggris RT Hon Liam Fox MP pada Kamis lalu.
Kunjungan ini juga turut didampingi oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia,
ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik.
Kunjungan
resmi tersebut berisi pembicaraan diplomatik antara Indonesia dan Inggris yang
berupaya meningkatkan komitmen dan
kesepahaman dalam memperkuat hubungan perdagangan antar negara. Selama ini
Inggris tercatat telah menjadi mitra dagang penting bagi Indonesia dengan total
perdagangan bilateral yang cukup besar hingga mencapai USD 2,5 miliar
“Berdasarkan
data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, total perdagangan antara
Indonesia dengan Inggris di tahun 2016 telah mencapai angka USD 2.5 miliar,
naik sebesar 5.5%, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya
mencapai USD 2.4 miliar.” ungkap Menko Darmin mengutip keterangan tertulis dari
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (7/4/2017)
Kenyataan
tersebut direspon baik oleh pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris menganggap
Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pasar prioritas bagi produk
kreatif/lifestyle Inggris dan potensi sumber mahasiswa asing bagi pendidikan
tinggi Inggris.
Untuk
itu kedua pemerintah negara, baik Indonesia dan Inggris, sadar akan perlunya
peningkatan diskusi mendalam mengenai peningkatan kerja sama perdagangan. Salah
satunya adalah dengan mengatasi hambatan perdagangan dan investasi antara kedua
Negara.
Sehubungan
dengan hal tersebut, Menko Darmin Nasution menyampaikan bahwa saat ini
Indonesia terus menggencarkan Paket Kebijakan Ekonomi. Khususnya dalam menarik
para investor untuk lebih cepat, mudah, dan menguntungkan dalam melakukan
investasi di Indonesia.
“Melalui
Paket Kebijakan Ekonomi, pemerintah Indonesia membuka peluang bagi investasi
asing dengan memberikan 100% foreign
direct investment pada sektor pariwisata, industri film, bahan baku untuk
farmasi, pasar dan e-commerce”, ujar
Darmin.
Dengan
begitu, pemerintah optimis bahwa perekonomian negara akan terus naik di tahun
ini mencapai 5,1% dan akan meningkat di tahun 2018. Salah satu bukti
keberhasilan Paket Kebijakan Ekonomi ditunjukkan melalui peringkat kemudahan
berusaha yang telah diraih Indonesia selama ini.
“Berdasarkan
Indeks Bank Dunia dalam ‘Doing Business
2017’, Indonesia termasuk dalam 10 negara yang berhasil melakukan
peningkatan reformasi dalam kemudahan berusaha dari ranking 106 menjadi ranking
91 saat ini”, tegas Menko Darmin.
Menanggapi
hal tersebut, pemerintah Inggris secara positif menyampaikan ketertarikannya
untuk menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Khususnya
dalam pembangunan infrastruktur dan pendidikan.
Kedua
negara sepakat untuk mengadakan pertemuan berkelanjutan dalam mendiskusikan
rencana proyek strategis nasional beserta langkah-langkah kontribusi yang
dilakukan dalam mengembangkan hubungan diplomatik ekonomi kedua negara di masa
depan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Indonesia
dan Inggris sudah menjalin hubungan kerjasama sejak lama, yaitu pada tahun
1949. Hubungan kerjasama ini mencakup berbagai bidang diantaranya :
Perekonomian, politik, serta sosial budaya. Dalam perjalanan hubungan ini, tidak terlalu banyak dinamika yang terjadi.
Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia dan Inggris semakin gencar dalam
menjalin hubungan kerjasamanya meskipun Inggris telah resmi keluar dari
Uni-Eropa. Data dari beberapa kementerian juga menunjukkan bahwa Investasi
Inggris ke Indonesia serta nilai surplus dari hasil ekspor-impor
Indonesia-inggris turut meningkat.
B.
Saran
Berdasarkan
hubungan baik dalam bentuk kerjasama di berbagai bidang yang telah dilakukan oleh Indonesia
dan Inggris, semoga hubungan baik ini tetap bisa berlanjut sehingga bisa
menguntungkan kedua belah pihak serta semakin memperkuat perekonomian Negaranya
masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Penelitian
Dan Pengembangan Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri Republik Indonesia;
2000; Himpunan Perjanjian Bilateral Antara Republik Indonesia dengan Inggris
Jilid V ; Jakarta:, Departemen Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.
Website:Profile
dan Kerja Sama Negara Inggris dalam
http://www.kemlu.go.id/london/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=3&l=d
diakses pada
tanggal 08 april 2017 Inggris dan Indonesia Siap Mendorong Perdagangan dalam
https://www.gov.uk/government/world-location-news/uk-and-indonesia-boost-trade.id
(diakses pada tanggal 08 april 2017 Indonesia dan Inggris bangun desain
kemitraan dalam
http://international.sindonews.com/read/684601/41/indonesia-dan-inggris-desain-kemitraan-1351758481
(diakses pada tanggal 08 april 2017)
[1]Profile dan Kerja Sama
Negara Inggris dalam
http://www.kemlu.go.id/london/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=3&l=id
diakses pada tanggal 29 mei 2015
[2] Badan Penelitian Dan
Pengembangan Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri Republik Indonesia,
Himpunan Perjanjian Bilateral Antara Republik
Indonesia dengan Inggris Jilid V,
(Jakarta: Departemen
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2000) ,Hlm 10
[3] Profile dan Kerja Sama
Negara Inggris,Op.Cit.,
[4] Ibid
[6] Inggris dan Indonesia Siap
Mendorong Perdagangan dalam https://www.gov.uk/government/world-location
news/uk-and-indonesia-boost-trade.id (diakses pada tanggal 29 mei 2015)
[7] Indonesia dan Inggris bangun desain kemitraan
dalam http://international.sindonews.com/read/646!1/41/indonesia"dan"inggris"desain"kemitraan"13517541
#diakses pada tanggal 2 $uni 2!15%7